Selamat Jalan Arnisma :'(
Hari ini aku lagi sedih. Entah mengapa rasanya gak mood, bad mood, pokoknya perasaannya nggak enak banget. Udah beberapa hari sih rasa itu muncul, tapi aku nganggepnya hanya siklus aja. Ya seperti cuaca, kadang panas kadang ujan. Jadi aku nganggep kalau perasaanku juga ada siklusnya, kadang senang kadang sedih.
Oh ya, sebelumnya aku mau ngucapin Innalillahi Wa Innaillaihi Roji'un. Semalam aku mendapatkan kabar mengejutkan itu. Salah satu temanku bernama Arnisma dipanggil sama Alloh SWT. Dia memang sudah sakit sejak lama sih. Dia kena kanker payudara stadium 4. Karena sakit, dia juga sempat cuti kuliah.
Arnisma dulunya adalah gadis yang santun, ramah, dan juga murah senyum. Aku kenal dengan dia, tapi tidak begitu akrab. Dia beda kelas denganku walaupun jurusan yang kami ambil sama. Pernah di salah beberapa mata kuliah dia sekelas denganku.
Dia dulu sempat curhat dengan keadaan hidupnya. Keluarganya, Relationship nya, pondok pesantrennya, tentang banyak hal kepadaku. Seperti teman lainnya akupun menanggapinya dengan bercandaan saja, walau di beberapa bagian aku menanggapinya serius. Entah apa yang terjadi, seakan video kebersamaan itu terputar lagi. Wajahnya, tatapan matanya, tubuhnya, giginya semuanya terbayang lekat di mataku saat ini.
Sebagai seorang calon Konselor kami dituntut untuk memiliki kepekaan tinggi, penerimaan yang baik, dan kehangatan. Setiap ada orang yang mengkonsultasikan masalahnya kepada kami, kami diminta siap untuk membantunya. Siapapun orang itu, termasuk teman sesama profesi.
Aku sadar saat itu aku nggak ngasih kepekaan tertinggiku padanya. Aku hanya berusaha menghancurkan beberapa pemikiran irasionalnya. Mungkin itu bukan pemikiran irasional, tapi kenyataan. Aku sudah terlanjur menganggapnya irasional dan mungkin tidak memuaskannya. Tidak banyak membantu menenangkannya dan memberikan solusi masalahnya.
Mungkin aku akan sedikit lega dan terlepas dari rasa bersalah saat aku sudah menuliskannya. So nggak ada gunanya semua di sesali. Mungkin Tuhan memang berkehendak seperti ini. Melepaskan segala sakit yang dia rasakan. Selamat jalan sobat--- Semoga Tuhan menerima semua amal ibadahmu. Amiin
Oh ya, sebelumnya aku mau ngucapin Innalillahi Wa Innaillaihi Roji'un. Semalam aku mendapatkan kabar mengejutkan itu. Salah satu temanku bernama Arnisma dipanggil sama Alloh SWT. Dia memang sudah sakit sejak lama sih. Dia kena kanker payudara stadium 4. Karena sakit, dia juga sempat cuti kuliah.
Arnisma dulunya adalah gadis yang santun, ramah, dan juga murah senyum. Aku kenal dengan dia, tapi tidak begitu akrab. Dia beda kelas denganku walaupun jurusan yang kami ambil sama. Pernah di salah beberapa mata kuliah dia sekelas denganku.
Dia dulu sempat curhat dengan keadaan hidupnya. Keluarganya, Relationship nya, pondok pesantrennya, tentang banyak hal kepadaku. Seperti teman lainnya akupun menanggapinya dengan bercandaan saja, walau di beberapa bagian aku menanggapinya serius. Entah apa yang terjadi, seakan video kebersamaan itu terputar lagi. Wajahnya, tatapan matanya, tubuhnya, giginya semuanya terbayang lekat di mataku saat ini.
Sebagai seorang calon Konselor kami dituntut untuk memiliki kepekaan tinggi, penerimaan yang baik, dan kehangatan. Setiap ada orang yang mengkonsultasikan masalahnya kepada kami, kami diminta siap untuk membantunya. Siapapun orang itu, termasuk teman sesama profesi.
Aku sadar saat itu aku nggak ngasih kepekaan tertinggiku padanya. Aku hanya berusaha menghancurkan beberapa pemikiran irasionalnya. Mungkin itu bukan pemikiran irasional, tapi kenyataan. Aku sudah terlanjur menganggapnya irasional dan mungkin tidak memuaskannya. Tidak banyak membantu menenangkannya dan memberikan solusi masalahnya.
Mungkin aku akan sedikit lega dan terlepas dari rasa bersalah saat aku sudah menuliskannya. So nggak ada gunanya semua di sesali. Mungkin Tuhan memang berkehendak seperti ini. Melepaskan segala sakit yang dia rasakan. Selamat jalan sobat--- Semoga Tuhan menerima semua amal ibadahmu. Amiin
Comments