Perahu Kita

Mungkin aku sudah harus mulai jujur dengan apa yang kita rasakan sekarang. Tentang apa yang ada di dada ini yang terkadang tidak bisa terungkapkan. Mungkin karena takut, menjaga perasaan, atau justru lebih memaksakan apa yang sebenarnya sudah tak sejalan.

Ini semuanya normal. Saat kita merasa cinta itu nggak sempurna. Memang nggak ada cinta yang sempurna di dunia ini. Terkadang mungkin aku merasa kamu egois, tapi mungkin aku yang lebih egois. Kita sudah nggak sejalan lagi. Kamu maunya gimana, aku maunya gimana dan parahnya kita tidak bisa memutuskan langkah yang harus kita ambil untuk mencari solusi yang sama-sama enak.

Well, semuanya semakin lengkap. Apa sih tujuannya cinta ini?
Saling bahagia bukan?
Tapi kenyataannya kita tidak mendapatkannya. Semuanya berbalik 180 derajad. Kayaknya kita harus mempertimbangkannya sekali lagi. Terlepas sudah seberapa lama kita menjalaninya bersama-sama. Untuk apa semua ini dipertahanin kalau akhirnya kita sama-sama sakit? Kita sama-sama saling menyakiti?

Kenangan pasti ada. Nggak akan mudah kita menghapusnya. Butuh kepala dingin untuk menyelesaikan semua ini. Tapi aku lihat kamu tidak ingin jalur itu -- jalur damai itu. Sudahlah..... aku nggak tahu siapa yang salah. Mungkin aku, mungkin juga kamu, atau mungkin keadaan ini.

Kita sebaiknya nggak nyalahin siapa-siapa. Kita hanya butuh intropeksi diri masing-masing. Ibarat kita berlayar bersama--diperahu yang sama, tujuan kita sehausnya jelas dan sama. Kalau tidak, lebih baik dari sekarang kita memutuskan untuk berlayar dengan perahu masing-masing.

Comments

Popular Posts