Wisata Sejarah Makam-Makam Presiden RI
Indonesia adalah negara yang sangat luas. Kekayaan alam yang
melimpah serta ke-eksotisannya mampu mengundang decak kagum sekaligus perasaan
iri negara-negara lain. Sampai pada akhirnya datanglah bangsa-bangsa penjajah
yang berniat memiliki dan mengeksploitasi kekayaan alam yang melimpah ini.
Para pemimpin negeri dengan segala kharisma dan keberaniannya
berjuang hingga akhirnya Indonesia merdeka, mampu berdiri di atas kaki sendiri.
Tak bisa dipungkiri, peran presiden terdahulu baik yang masih hidup ataupun
yang sudah wafat memiliki pengaruh besar pada Indonesia. Jasa pahlawan yang
mungkin hanya akan diperingati setiap bulan November sebagai hari pahlawan
saja.
November adalah bulan yang selalu di peringati sebagai hari dimana
setiap manusia di Indonesia ini mengenang kembali jasa para pahlawan. Sebagai
generasi bangsa yang menghargai sejarah, kami mahasiswa Bimbingan dan Konseling
melakukan perjalanan napak tilas menjelajahi kota, menepis segala alang rintang
demi satu tujuan mengenang kembali jasa para presiden RI yang telah tiada. Tak
hanya berniat untuk mengenang jasa para pahlawan melalui lagu ataupun upacara
saja, seperti yang umumnya dilakukan oleh masyarakat indonesia. Kami ingin
mengukir sejarah baru. Hal ini sekaligus menjadi ajang pengungkapan kekecewaan
kami kepada kaum muda yang sudah mulai luntur kepeduliannya terhadap jasa mereka
(presiden).
Perjalanan kami mulai dari kota Malang menuju arah kota Batu, dan
dilanjutkan ke arah kota Jombang. Disini kami berhenti di Makam Presiden RI
keempat Alm. Bapak Abdurrahman Wahid (Gusdur). Suasana daerah jombang yang
nyaman dengan nuansa alam dan kehidupan sosial masyarakat yang teduh mampu
menyulap segala letih kami menjadi kebahagiaan yang luar biasa. Suasana jalanan
yang berbeda dengan pemandangan wara-wiri orang pakaian koko dan sarung serta
kopyah membuat kesan religi yang kuat di daerah ini. Makam yang bersih dengan
nuansa bangunan pondok yang mengelilinginya membuat kami beberapa saat singgah
dan melakukan aktivitas berdoa dan berfoto ria.
Puas bertandang ke makam Gusdur, kami melanjutkan perjalanan ke
arah kota Madiun. Di Madiun kami sempat bermalam di salah satu Masjid pinggir
jalan, sekitar lokasi pabrik gula yang berdekatan dengan PT INKA (Industri
Kereta Api). Tak ada yang membuat kami kecewa ataupun merasa sia-sia. Misi kami
yang besar harus segera kami capai. Pagi menyingsing dan kamipun melanjutkan
perjalanan kami ke arah kota Magetan dan melewati perbatasan Provinsi Jawa
Timur – Jawa Tengah melalui lereng gunung lawu. Beberapa saat perjalanan dengan
sepeda motor, kami sampai di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah tempat presiden
kedua, Alm. Bapak Soeharto dimakamkan.
Kami langsung terkesima melihat suasana makam presiden yang
terkenal dengan senyumannya itu. Makam yang sering disebut-sebut di TV sebagai
“Astana Giribangun” kini telah berada dihadapan kami. Terletak di lingkungan
pegunungan lereng lawu yang dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan dengan
bangunan yang berbentuk seperti rumah joglo yang sangat kental unsur jawa dan
tepat berada disebuah bukit menggugah minat kami untuk menelusuri setiap sudut
makam itu. Hal yang menarik bagi kami adalah tak banyak orang yang tau tentang
lokasi makam ini, sehingga penting bagi kami untuk berbagi pengalaman berharga
ini kepada teman-teman yang lainnya.
Perjalananpun berlanjut. Usai menghabiskan setengah hari
menjelajahi dan menikmati suasana makam alm bapak Soeharto, kami berempat
melanjutkan perjalanan ke arah Kota Wonogiri menuju kota Ponorogo, kota
Trenggalek dan berakhir di kota Tulungagung. Di Tulungagung seperti malam
sebelumnya, kami bermalam di sebuah masjid di pinggir jalan. Esok paginya kami
memulai perjalanan kami lagi dengan penuh semangat.
Perjalanan di hari ke tiga ini kami tujukan ke makam proklamator
dan presiden pertama, yaitu makam Alm. Bapak Soekarno. Di makam soekarno ini
seperti hari-hari biasanya selalu ramai orang berziarah. Suasana makam yang
terasa magis dengan gedung perpustakaan yang juga menjadi Museum tempat
barang-barang serta lukisan dan cerita tentang Soekarno menambah lengkap keindahan
tempat ini. Beberapa meter kemudian nampak kolam dan juga suasana lokasi makam
yang tertata rapi.
Tepat di tengah-tengah tanah lapang yang sudah di paving dan dibuat
seperti rumah joglo, makam Alm. Soekarno berada. Di makam ini kami sempat
duduk-duduk menikmati semilir angin dan juga kepuasan kami menjelajah makam
para presiden RI yang sudah meninggal.
Keluar dari makam, kami di sambut dengan hadirnya pasar yang
menjual berbagai aksesoris dan juga pernak-pernik bernuansa presiden Soekarno
dan tentu saja barang-baran dan makanan khas kota Blitar. Para pengunjung
terlihat memanfaatkan moment kunjungan mereka dengan asyik berbelanja,
sementara kami terus berjalan menuju pintu keluar lokasi makam.
Misi selesai kamipun beranjak kembali ke kota malang untuk kembali
menunaikan tugas sebagai mahasiswa. Rasa puas yang mendalam selama tiga hari
dua malam yang kami lalui amatlah berkesan. Saya (Zamzam), Candramurti
Wicaksana Purwadisti, Apris Fitrianto, dan Ardhi Nur Sukmana Putra merasa masa
muda ini indah. Dan apa makna muda jika kita tak kita isi dengan hal-hal yang
bermakna pula.
Satu hal lagi yang menarik pada perjalanan kami. Sepanjang
perjalanan kami dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kota ke kota lain,
pemandangan alam yang menakjubkan selalu tersuguh di kelopak mata kami. Suasana
sejuk pegunungan dan perbukitanpun menambah semangat kami menyusuri jalan
panjang menuju masing-masing makam tersebut. Selain itu antara satu makam
dengan makam yang lain memiliki ciri khas masing-masing yang sungguh menarik untuk diamati.
Kami juga sempat tersesat dalam perjalanan kami dari kota wonogiri.
Ketika kami berada di Alas Purwo, selama dua jam kami sempat berputar-putar di
lokasi yang sama. Sampai pada akhirnya kamipun memiliki inisiatif untuk bertanya kepada polisi terdekat. Kami
sempat menertawakan diri kami sendiri, namun lagi-lagi ini adalah pengalaman
yang mengesankan bagi kami dan mungkin tak akan pernah kami lupakan sepanjang
masa. Jika teman-teman berniat melakukan perjalanan seperti kami, kami sarankan
untuk mengunjungi wisata-wisata sejarah lainnya dan saling berbagi. Agar
khasanah budaya dan pengetahuan sejarah tentang Indonesia semakin luas dan
tidak punah.
Comments